5.3
Pertumbuhan Ekonomi selama orde baru hingga saat ini
- Perekonomian Indonesia Pada
Masa Orde Baru
Di awal orde baru, ketika soeharto menjabat menjadi presiden RI saat ini
kondisi perekonomian di indonesia sangat buruk, tingkat inflasi yang terjadi
pada negara kita mencapai 650 % pertahun.
Presiden Soeharto saat itu menambahkan langkah yang
telah di lakukan sebelumnya oleh Soekarno. dan ternyata Soeharto berhasil
menekan inflasi dari 650 % menjadi dibawah 15% dalam waktu kurang dari dua
tahum. untuk menekan inflasi yang begitu tinngi, soeharto melakukan hal
yang jauh berbeda dengan presiden sebelumnya , beliau membuat anggaran,
menerbitkan sektor perbankan, mengembalikan sektor ekonomi dan merangkul
negara-negara barat untuk menarik modal.
Di samping itu soeharto pada tahun 1970-an juga menggenjot penambangan minyak
dan pertambangan. Sehingga pendapatan negara dari migas meningkat, dari 0,6 %
miliar pada tahun 1973 dan sekarang mencapai 10,6% miliar pada tahun 1980.
Puncaknya kebijakan tersebut adalah ketiaka penghasilan dari migas sama dengan
80% hasil eksport indonesia. Dengan kebijakan itu, indonesia bisa maju dalam
pembangunan di bawah pemerintahan orde baru.
- PEMERINTAHAN
TRANSISI (era Presiden B.J. Habibie)
Krisis ekonomi mempunyai dampak yang sangat memprihatinkan terhadap
peningkatan pengangguran, baik di perkotaan maupun di pedesaan, daya beli
masyarakat menurun, pendidikan dan kesehatan merosot serta jumlah penduduk miskin
bertambah oleh karena itu muncul kebijakan Jaring Pengaman Sosial (social
safety net). Yang menyebabkan suatu prestasi yang mengagumkan yakni nilai tukar
rupiah dari 16.000 menjadi 6.000 rupiah.
- PEMERINTAHAN
REFORMASI (era Presiden K.H. Abdurrahman Wahid)
Terjadi banyak keanehan dan tidak terdapat kebijakan perekonomian.Pada
masa Gus Dur, rating kredit Indonesia mengalami fluktuasi, dari peringkat CCC
turun menjadi DDD lalu naik kembali ke CCC. Salah satu penyebab utamanya adalah
imbas dari krisis moneter pada 1998 yang masih terbawa hingga pemerintahannya.
- PEMERINTAHAN
GOTONG ROYONG
Langkah Presiden SBY untuk merangkul Parpol-parpol yang kalah dalam Pemilu 2009
adalah bagian dari kebijakan Soft Power, atau kebijakan untuk bergotong-royong
dalam membangun bangsa dan negara. Ini serupa dengan Kabinet Gotong-Royong di
masa lalu. Keadaan sistem ekonomi Indonesia pada masa pemerintahan gotong
royong memiliki karakteristik sebagai berikut:
• • Rendahnya pertumbuhan ekonomi yang dikarenakan masih kurang berkembangnya investasi terutama disebabkan oleh masih tidak stabilnya kondisi sosial politik dalam negeri.
• • Dalam hal ekspor, sejak 2000, nilai ekspor non-migas Indonesia terus merosot dari 62,1 miliar dollar AS menjadi 56,3 miliar dollar As tahun 2001, dan tahun 2002 menjadi 42,56 miliar dollar AS.
• • Rendahnya pertumbuhan ekonomi yang dikarenakan masih kurang berkembangnya investasi terutama disebabkan oleh masih tidak stabilnya kondisi sosial politik dalam negeri.
• • Dalam hal ekspor, sejak 2000, nilai ekspor non-migas Indonesia terus merosot dari 62,1 miliar dollar AS menjadi 56,3 miliar dollar As tahun 2001, dan tahun 2002 menjadi 42,56 miliar dollar AS.
- PEMERINTAHAN
INDONESIA BERSATU (era SBY – Boediono)
Kabinet Indonesia Bersatu merupakan kabinet pemerintahan Indonesia yang
dibagi menjadi Kabinet Indonesia bersatu jilid I dan II .kabinet Indonesia
bersatu jilid I yaitu merupakan bentuk pemerintahan yang ke enam yang dipimpin
oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla
pada masa (2004 – 2009) dan presiden yang pertama kalinya dipilih melalui
sistem pemilihan umum langsung di Indonesia sedangkan kabinet Indonesia bersatu
jilid II dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono dan wakil Presidennya
Dr. Boediono yang merupakan bentuk pemerintahan yang ke tujuh pada masa
(2009-2014).
Kabinet Indonesia Bersatu jilid I ini dibentuk pada tanggal 21 Oktober 2004
dan berakhir pada tahun 2009 menggantikan kabinet gotong royong sebelumnya yang
dipimpin megawati dan Hamzah haz pada 5 Desember 2005.
Pada Indonesia bersatu jilid 1 yaitu pada tahun 2004 sampai 2009 utang di Negara kita meroket drastis dari 1275 triliun menjadi 1667 triliun pemerintahan SBY “sangat berhasil” dalam tugas utang mengutang .
Pada Indonesia bersatu jilid 1 yaitu pada tahun 2004 sampai 2009 utang di Negara kita meroket drastis dari 1275 triliun menjadi 1667 triliun pemerintahan SBY “sangat berhasil” dalam tugas utang mengutang .
Dengan sistem kebijakan pemerintah SBY saat ini, rakyat Indonesia dipaksa
menanggung beban utang para bankir yang sudah kaya lewat beragam penyunatan
subsidi seperti pendidikan (BHP) dan kesehatan. Pada saat yang sama, rakyat
yang tidak ikut melakukan kesalahan dan tidak pernah menikmati utang, harus
membayar minyak/BBM, listrik dan air yang mahal, agar negara bisa membayar
utang utang Negara di tambah subsidi pendidikan dan minyak di cabut dengan
alasan yang tidak jelas .
Moral bangsa kita sudah tidak ada lagi baik rakyat yang berada di posisi
atas menegah ataupun yang bawah . Sekarang jamanyya Indonesia bersatu jilid II kita
tidak bisa langsung mengetahui bagaimana kinerja pemerintah yang sekarang
karena mereka baru menjabat 2 tahun . Masih ada 2 tahun lagi untuk memperbaiki
kedepannya . Tapi melihat kondisi perekonomian Indonesia yang sekarang ini
sulit rasanya menstabilkan ekonomi seperti pada zaman pemerintahan pembangunan
pada masa presiden soeharto dulu .
Banyak sekali masalah masalah penting di jamann pemerintah jilid I dan II
yang hilang begitu saja tanpa tau akhir inti dan akar kemana permasalahan itu
berawal . Pemerintaan Indonesia Jilid I maupun jilid II bagaimanapun
kebijakan,menteri dan lain sebagainya kita sebagai masyarakat hanya
mengharapkan pemerintah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara yang akan
berpengaruh pula pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat Indonesia yang saat
ini masih tidak ada perkembangannya.
Sumber:
http://yus-yunus.blogspot.com/2011/11/pembangunan-ekonomi-indonesia-dari-orde.html
http://www.scribd.com/03102009/d/24616247-Kondisi-Ekonomi-Indonesia-Pada-Masa-Orde-Baru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar