Bab VI/VII
Kemiskinan dan
Kesenjangan
6/7.1 Konsep dan
Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian ,
tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh
kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang
memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya
melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya
dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
Kemiskinan
pada umumnya didefinisikan dari segi pendapatan dalam bentuk uang ditambah
dengan keuntungan-keuntunan non-material yang diterima oleh seseorang. Secara
luas kemiskinan meliputi kekurangan atau tidak memiliki pendidikan, keadaan
kesehatan yang buruk, kekurangan transportasi yang dibutuhkan oleh masyarakat
(SMERU dalam Suharto dkk, 2004).
Fakir
miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan atau orang yang mempunyai sumber
mata pencaharian tetapi tidak memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi
kemanusiaan.
Kemiskinan
adalah ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasikan basis kekuasaan sosial.
Basis kekuasaan sosial meliputi:
(a) modal produktif atau asset (tanah,
perumahan, alat produksi, kesehatan),
(b) sumber
keuangan (pekerjaan, kredit),
(c) organisasi sosial dan politik yang dapat
digunakan untuk mencapai kepentingan bersama (koperasi, partai politik,
organisasi sosial),
(d) jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan,
barang, dan jasa,
(e) pengetahuan dan keterampilan, dan
(f) informasi yang berguna untuk kemajuan
hidup (Friedman dalam Suharto, dkk.,2004:6).
Konsep
Kemiskinan
Kemiskinan
dapat dilihat dari dua sisi yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif.
Kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif adalah konsep kemiskinan yang mengacu
pada kepemilikan materi dikaitkan dengan standar kelayakan hidup seseorang atau
kekeluarga. Kedua istilah itu menunjuk pada perbedaan sosial (social
distinction) yang ada dalam masyarakat berangkat dari distribusi pendapatan.
Perbedaannya adalah bahwa pada kemiskinan absolut ukurannya sudah terlebih
dahulu ditentukan dengan angka-angka nyata (garis kemiskinan) dan atau
indikator atau kriteria yang digunakan, sementara pada kemiskinan relatif
kategori kemiskinan ditentukan berdasarkan perbandingan relatif tingkat
kesejahteraan antar penduduk. Untuk melihat lebih jauh kondisi kemiskinan yang
terjadi di Indonesia berikut ini ditampilkan tabel perkembangan jumlah penduduk
miskin yang terjadi di daerah perkotaan dan pedesaan beserta persentase
penduduk miskin.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar